(Agenda Jogja) Ibarat tubuh, Malioboro menjadi jantung bagi warga Yogyakarta. Malioboro menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun manca negara. Malam pergantian tahun di Yogyakarta berpusat di Malioboro, oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk bisa bersikap dewasa dan pintar ketika dijalan. Sehingga acara pergantian tahun baru tidak diwarnai oleh kecerobohan berlalu lintas. Seperti tahun-tahun sebelumnya Malioboro selalu macet dan lahan parkir yang terbatas. Seperti kata Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti “Kesediaan tempat parkir terbatas, sementaraluas jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat. karena itu perlu dipikirkan alternatif parkir, bisa juga dengan membangun tempat parkir bertingkat”. Ia menerangkan, ke depan urusan kemacetan jalan di Yogya akan menjadi prioritasnya. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menambah kantong parkir di Yogya. Haryadi menambahkan, untuk mengurai kemacetan, manajemen lalu lintas di Kota Yogya harus diperbaiki dan ditingkatkan. Tak kalah penting, perilaku masyarakat untuk tertib berlalu-lintas juga harus ditingkatkan. “Budaya tertib, disiplin berlalu lintas sangat berpengaruh. Penerapan sanksi tegas akan dilakukan bagi pelanggar. Kita perlu menegakkan kedisiplinan,” tandas Haryadi. Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY, Tazbir. Menurutnya, Malioboro adalah “jujugan” wisatawan utama Yogya, sehingga wajar apabila terjadi kemacetan di libur tahun baru ini. Wisatawan kalau belum lewat Malioboro, belum lewat Tugu belum mantap. Yang penting kami tetap memberi panduan wisata di Malioboro dengan baik,” ujarnya.