Home » AGENDA » BUDAYA » Perayaan Sekaten Kraton Ngayogyakarta 1434 H

Perayaan Sekaten Kraton Ngayogyakarta 1434 H

intan faizie 29 Dec 2012 48

Upacara adat yang disebut sebagai Sekaten atau yang lebih dikenal dengan istilah Pasar Malam Perayaan Sekaten karena sebelum upacara Sekaten diadakan kegiatan pasar malam terlebih dahulu selama dua bulan penuh.

Pasar malam ini rutin digelar setiap tahun bersamaan dengan datangnya peringatan kelahiran Nabi Muhammad. Nama sekaten berasal dari kata “syahadatain” yang berarti dua kalimat syahadat. Perayaan Sekaten di Yogyakarta tahun ini digelar selama dua bulan, dari 21 Desember 2012 hingga 24 Januari 2013.

Menurut Agus Arif (Camat Gondomanan, Jumat 23 November 2012), berbeda dengan tahun lalu, Sekaten yang selalu dipusatkan di alun-alun Yogyakarta masih mentoleransi aktivitas di luar lokasi, semisal pedagang dan tempat parkiran. “Yang dulu tersebar sampai ke luar alun-alun sekarang dimasukkan ke dalam alun-alun semua,” katanya. Alasannya, kata dia, kegiatan di luar alun-alun itu kerap menjadi pemicu kemacetan. Jalanan sesak oleh pedagang kaki lima dan menjadi lokasi parkir dadakan, sehingga pengendara dan pejalan kaki terganggu.

Ketua Forum Kumunitas Alun-alun Utara, Muhammad Fuad, mengatakan Sekaten tahun ini merupakan yang pertama kalinya melibatkan warga sebagai panitia penyelenggara. Forum itu beranggotakan warga yang tinggal di sekitar alun-alun utara.

Menurut Fuad, dalam Sekaten kali ini 20 persen dari luas total alun-alun utara akan digunakan sebagai lokasi parkir. Adapun 80 persen lainnya tetap berfungsi sebagai tempat lapak pedagang, tempat pameran, dan arena permainan.

Upacara Sekaten atau grebeg maulud sendiri dimulai pada tanggal 6 Maulud (Rabiulawal) saat sore hari dengan mengeluarkan gamelan Kanjeng Kyai Sekati dari tempat persemayamannya, Kanjeng Kyai Nogowilogo ditempatkan di Bangsal Trajumas dan Kanjeng Kyai Guntur Madu di Bangsal Srimanganti. Dua pasukan abdi dalem prajurit bertugas menjaga gamelan pusaka tersebut, yaitu prajurit Mantrijero dan prajurit Ketanggung. Di halaman Kemandungan atau Keben, banyak orang berjualan kinang dan nasi wuduk.

Lepas waktu sholat Isya, para abdi dalem yang bertugas di bangsal, memberikan laporan kepada Sri Sultan bahwa upacara siap dimulai. Setelah ada perintah dari Sri Sultan melalui abdi dalem yang diutus, maka dimulailah upacara Sekaten dengan membunyikan gamelan Kanjeng Kyai Sekati.

Yang pertama dibunyikan adalah Kanjeng Kyai Guntur Madu dengan gendhing racikan pathet gangsal, dhawah gendhing Rambu. Menyusul kemudian dibunyikan gamelan Kanjeng Kyai Nogowilogo dengan gendhing racikan pathet gangsal, dhawah gendhing Rambu. Demikianlah dibunyikan secara bergantian antara Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nogowilogo. Di tengah gendhing, Sri Sultan datang mendekat dan gendhing dibuat lembut sampai Sri Sultan meninggalkan kedua bangsal. Sebelumnya Sri Sultan (atau wakil Sri Sultan) menaburkan udhik-udhik di depan gerbang Danapertapa, bangsal Srimanganti, dan bangsal Trajumas.

Tepat pada pukul 24.00 WIB, gamelan Sekaten dipindahkan ke halaman Masjid Agung Yogyakarta dengan dikawal kedua pasukan abdi dalem prajurit Mantrijero dan Ketanggung. Kanjeng Kyai Guntur Madu ditempatkan di pagongan sebelah selatan gapuran halaman Masjid Agung dan Kanjeng Kyai Nogowilogo di pagongan sebelah utara. Di halaman masjid tersebut, gamelan Sekaten dibunyikan terus menerus siang dan malam selama enam hari berturut-turut, kecuali pada malam Jumat hingga selesai sholat Jumat siang harinya.

Pada tanggal 11 Maulud (Rabiulawal), mulai pukul 20.00 WIB, Sri Sultan datang ke Masjid Agung untuk menghadiri upacara Maulud Nabi Muhammad SAW yang berupa pembacaan naskah riwayat maulud Nabi yang dibacakan oleh Kyai Pengulu. Upacara tersebut selesai pada pukul 24.00 WIB, dan setelah semua selesai, perangkat gamelan Sekaten diboyong kembali dari halaman Masjid Agung menuju ke Kraton. Pemindahan ini merupakan tanda bahwa upacara Sekaten telah berakhir.

Dari berbagai sumber.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Jogja Toys Fest, Kembali Hadir

intan faizie

03 May 2013

 

Lomba Melukis Celengan Keramik

intan faizie

15 Dec 2012

                                           

Drama Tari Kolosal ‘Singgasana Wilwatikta’

intan faizie

01 Dec 2012

                                         

Bedog Arts Festival 2012

intan faizie

25 Nov 2012