Andong, Antara Eksistensi Budaya dan Transportasi Ramah Lingkungan

andong
(Agenda Jogja) Andong masih bertahan ditengah modernisasi transportasi. Seakan tidak peduli dengan keberadaan kendaraan lain, andong menjadi salah satu alternatif transportasi yang kaya akan nilai budaya. Di Jogja, andong masih menjadi salah satu andalan untuk menarik wisatawan. Di sepanjang Malioboro, berjejer andong yang menawarkan wisata tempo dulu. Dengan ongkos sekitar Rp 50.000 anda dapat berkeliling Jogja, menikmati situs-situs ikonik di Yogyakarta. Bahkan ada masyarakat yang memang menjadi penumpang setia andong. Selayaknya bus, andong juga beroperasi di jalan-jalan protokol di Yogyakarta. Di Kotagede kita masih banyak menjumpai andong yang digunakan sebagai alat transportasi umum hingga kini. Pelanggan yang tetap setia menggunakan andong biasanya para pedagang pasar Beringharjo. Tapi tidak menutup kemungkinan warga yang ingin  menikmati perjalanan tempo dulu menyusuri jalanan kota Jogja. Ada sensasi unik ketika berada di dalam andong, tidak perlu lorong waktu untuk menikmati perjalanan tempo dulu di tengah era modern. Kusir, sebutan bagi sopir andong secara tidak langsung ikut berperan serta dalam kampanye mengurangi polusi udara, kebersihan andong dan kuda menjadi bagian dari tujuan pariwisata Jogja. Kotoraan kuda tidak akan dibiarkan tercecer di jalanan. Suara tapal kuda yang beradu dengan aspal menjadi sebuah simphony yang menemani perjalanan anda di Jogja. Tak tik tuk tik tak tik tuk,,, suara sepatu kuda, sebuah lagu untuk menamani anda ber-andong ria.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *