Home » INFO » Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9

11 Dec 2011 53

Borobudur adalah candi Budha terbesar di abad ke-9 yang berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur selesai dibangun berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja.

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut “The Lamp for the Path to Enlightenment” atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

 

Sumber:

http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/borobudur/

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Wisata Esktrim Favorit Baru Yogyakarta

intan faizie

31 Dec 2012

  Objek wisata ekstrem atau minat khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan menjadi tempat favorit wisatawan pada 2013. Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata DIY, Putu Kertiyasa mengatakan pada 2012 terjadi perubahan trend kunjungan wisata dari objek wisata yang berlokasi di kota menuju desa. “Wisatawan mulai mencari objek-objek alternatif, seperti gua Pindul di Gunung Kidul. Mereka …

Desa Wisata Kalibiru, Indahnya Hutan dalam Bingkai Wisata

Jogj44dmin

08 Jun 2012

Berwisata adalah salah satu hal yang tak pernah ketinggalan bagi siapa pun yang tinggal atau berkunjung ke jogja. Tersebutlah Kalibiru, kawasan hutan yang dikelola masyarakat sekitar dan dijadikan objek wisata alam. Hutan wisata ini berada di perbukitan Menoreh, tepatnya di Desa Hagrowilis, Kecamatan Kokap, Kulonprogo. Dari Wates, ibukota Kulonprogo, Kalibiru berjarak 10 km. Sedang dari …

Pantai Goa Cemara

Fika Faila Sufa

19 Mar 2012

(Agenda Jogja) Barisan pantai di selatan kota Jogja sedikit demi sedikit mulai terkuak keindahannya. Semakin banyak penduduk lokal yang mengolah potensi wisata di daerahnya. Jogja bukan hanya tentang Pantai Parangtritis,  ada pantai lain di sekitar Pantai Parangtritis yang menawarkan pesona unik dan pemandangan indah untuk anda. Pantai Goa Cemara, keindahan yang masih tersembunyi dibalik cemara.

Berburu Barang Antik dan Kerajinan Khas Yogyakarta

Fika Faila Sufa

13 Mar 2012

(Agenda Jogja) Menjadi kota tujuan wisata membuat Jogja kaya akan berbagai oleh-oleh yang khas. Nuansa khas Yogyakarta sangat kental pada produk yang dihasilkan oleh para pengrajin lokal. Ada beberapa titik di Jogja yang menjadi pusat kerajinan, Kasongan, Bantul, adalah pusat gerabah. Di sini anda akan disuguhi berbagai produk unik penuh kreatifitas yang tertuang dalam berbagai …

Weekend, Tips Liburan Murah

Fika Faila Sufa

10 Mar 2012

(Agenda Jogja) weekend saat tepat untuk menikmati dunia indah di luar sana. Keluar dari rutinitas kerja yang selama ini menyita perhatian dan bersiap mengunjungi wisata diberbagai daerah. Wisata tidak harus mahal, ada cara agar liburan bisa asyik tanpa budget membengkak. Berikut ini adalah tips untuk liburan murah tapi asyik: 1. Tiket Promo. Jika harus memakai maskapai …

Yogyakarta, Surga bagi Backpacker

Fika Faila Sufa

08 Mar 2012

(Agenda Jogja) Yogyakarta menawarkan potensi wisata yang beragam. Surga para para backpacker, bukan hanya backpacker dari Indonesia, Jogja sudah menjadi agenda wajib kota yang harus dikunjungi bahkan oleh wisatawan manca negara. Lihat saja komplek Sosrowijayan, sebuah trademark yang diciptakan oleh para backpacker mancanegara. Komplek hotel murah, dekat dengan pusat kota Yogyakarta menjadikan tempat ini sebagai …