Memperingati Dwi Abad Puro Pakualaman

Dalam dwi abad usianya, Kadipaten Pakualaman akan menggelar perhelatan karnaval budaya Mubeng Puro Pakualaman, pada 24 Juni mendatang. Dua abad Kadipaten Alaman ini jatuh pada 22 Juni, tanggal di mana dua ratus tahun lalu Pangeran Notokusumo naik tahta menjadi Adipati Paku Alam I.
“Karnaval ini sebagai bentuk dukungan terhadap ‘Sabdotomo’ Sri Sultan Hamengku Buwono X,” kata Panitia acara, KPH Tjondrokusumo, Minggu sore, pada jumpa pers di Puro Paku Alaman.

Kata dia, salah satu poin isi sabdotomo itu adalah bahwa Kraton Yogyakarta dan Puro Paku Alaman adalah dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Kegiatan tersebut juga akan menjadi bentuk dukungan terhadap sabdotomo Ngarso Dalem tersebut.

KPH Kusumoparastho, panitia acara lainnya, mengakui bahwa dengan peringatan ini tebersit harapan agar RUUK bisa cepat diselesaiakan, sesuai dengan harapan yang termaktub dalam sabdotomo tersebut.

Poin lain dari sabdotomo tersebut menyebutkan yang dikehendaki Sultan Hamengku Buwono serta Adipati Paku Alam yang bertahta ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Menurut dia, rangkaian acara peringatan dwi abad Kadipaten Paku Alaman ini dimulai pada 21 Juni dengan ziarah ke makam raja-raja Mataram di Kota Gede dimana PA I sampai PA IV dimakamkan. Selanjutnya ziarah diteruskan ke Makam Girigondo di Kulonprogo tempat PA V sampai PA VIII dimakamkan.

Pada 21 Juni juga digelar semaan Alquran dan mujahadah di Bangsal Sewotomo, Puro Paku Alaman. Pada 22 Juni acara dimeriahkan dengan macapatan bersama di Bangsa Sewotomo dipimpin KRT Projoswasono.

Pada 23 Juni akan ada sarasehan hadeging projo di Puro Pakualaman, yang membahas tentang sejarah Kadipaten Pakualaman, serta perannya seperti di bidang pendidikan, budaya dan pergerakan kemerdekaan.

Pada 24 Juni diadakan lomba tumpeng antara kecamatan se-DIY. Puncaknya tanggal 24 Juni dengan karnaval budaya mubeng Puro Pakualaman. Karnaval ini bersifat terbuka dan bisa diikuti komunitas masyarakat yang ingin berpartisipasi.

KPH Tjondrokusumo mengatakan memang acara seperti ini baru pertama kali digelar Kadipaten Paku Alaman. Diakuinya, acara ini tak bisa dilepaskan dengan kondisi saat ini berhubungan dengan pembahasan RUUK.

Bisa diartikan, katanya, acara ini merupakan wahana konsulidasi masyarakat untuk turut mengawal pembahasan RUUK DIY dengan penetapan Sri Sultan HB dan KGPAA Paku ALam yang bertahta sebagai gubernur dan wagub di DI Yogya — sebagaiaman yang ditegaskan dalam Sabdatama Sri Sultan HB X tanggal 10 Mei 2012 lalu.

Disadur Dari: http://www.republika.co.id/berita/senggang/seni-budaya/12/06/17/m5rjmf-dua-abad-puro-paku-alaman-pertegas-sabdotomo

Leave a Comment

Your email address will not be published.