Home » AGENDA » Jadikan Yogyakarta Istimewa bagi Pejalan Kaki

Jadikan Yogyakarta Istimewa bagi Pejalan Kaki

Fika Faila Sufa 31 Mar 2012 60

(Agenda Jogja) Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 2 Maret 2012, Pemerintah Kota Yogyakarta menandatangani nota kesepahaman dengan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), sebuah jaringan kerja yang melaksanakan rangkaian kegiatan untuk mencapai komitmen pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam bentuk keputusan mengikat tentang kebijakan peningkatan kualitas udara. Dalam kesepakatan tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk mendukung program peningkatan Kota Yogyakarta sebagai kota yang laik bagi pejalan kaki.
Tidak mudah tentunya bagi pemerintah kota Yogyakarta untuk mengimplementasikan komitmen tersebut, ditengah kondisi lalu lintas Yogyakarta yang sudah mulai “semrawut”, dengan 273.538 unit sepeda motor yang tiap harinya lalu lalang di jalan, ditambah dengan mobil-mobil pribadi yang kian hari kian meningkat jumlahnya. Disamping itu, trotoar yang sedianya diperuntukkan bagi pejalan kaki, kian hari kian terdominasi oleh lapak PKL, papan penjual pulsa, tiang litrik, telepon dan tiang reklame, pot dan pohon yang kurang pas letaknya. Tak mau kalah, trotoar juga dijadikan areal parkir, bahkan diserobot oleh sepeda motor maupun untuk mangkal becak dan kendaraan penjual tiban. Keadaan ini menjadikan Yogyakarta belum layak bagi pejalan kaki, apalagi “nyaman”. Ini tentunya Pe-eR besar bagi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk sedikit menertibkan penggunaan fasilitas kota, disamping juga upaya membangun kesadaran bagi semua warganya.
Mengapa pejalan kaki
Mantan Walikota Bogota, Enrique Penalosa, yang sukses membawa kota yang dipimpinannya mengubah 50% jalan raya menjadi jalur sepeda dan pejalan kaki untuk mengatasi kemacetan kota mengatakan, “God made us walking animals – pedestrians. As a fish needs to swim, a bird to fly, a deer to run, we need to walk, not in order to survive, but to be happy”. Setiap orang adalah pejalan kaki, dan berjalan kaki adalah salah satu jenis pilihan transportasi dari sekian banyak sarana transportasi lainnya, dan lebih uniknya lagi, menggunakan transportasi apapun selalu ada bagian berjalan kaki dalam sebuah rantai perjalanan. Begitu besar peran berjalan kaki sehingga tingkat keberhasilan sistem angkutan umum massal, yang diakui dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara juga ditentukan oleh aksesbilitas pejalan kaki.
”Yang menjadikan perbedaan antara kota yang maju dan kota terbelakang adalah trotoar yang berkualitas. Mereka mempertunjukan penghormatan pada harkat kemanusiaan. Dimana orang miskin dan kaya adalah sama, bertemu dan berjalan di trotoar yang sama.” Filosofi ini tentunya mempunyai makna yang mendalam dalam “kesederajatan” antar warga kota. Jikalau naik kendaraan, secara kasad mata terlihat “kelas” pemakainya, maka ketika berjalan tidak akan mudah dibedakan mana yg kaya dan miskin. Justru kesantunanlah yang akan mencerminkan pribadi masing-masing. Jadi, sudah waktunyalah, pemerintah kota Yogyakarta memikirkan untuk melakukan penataan terhadap sarana pendestrian sehingga Kota Yogya menjadi “layak” bagi pejalan kaki dan bahkan “ISTIMEWA”

Sumber: PerpustakaanJogja

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Ingin Usaha Sukses?, Harus Muliakan Duha

Jogj44dmin

05 Jul 2015

BANTUL (KRjogja.com) – Bagi Pengusaha Nasional, Sandiaga Salahuddin Uno, kesuksesan seorang pengusaha atau entrepreneur Muslim tak lepas dari campur tangan Allah. Selain bekerja keras etrepreneur harus rajin mengagungkan asma Allah. “Bila ingin sukses, etrepreneur Muslim harus memuliakan waktu Duha,” ujar Sandiaga Uno di sela-sela sharing entrepreneur di Pondok Pesantren Ad Duha Pajangan Bantul. Hal itu …

HIPSI DIY Launching Kurikulum Wirausaha Santri

Jogj44dmin

05 Jul 2015

SLEMAN – Upaya Pengurus Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) DIJ untuk menyiapkan santri yang mandiri terus dilakukan. Memberikan bekal pengetahuan kecakapan hidup, HIPSI DIJ meluncurkan Kurikulum Kewirausahaan yang ditujukan bagi para santri di pondok pesantren, Senin (29/6) kemarin. Launching Kurikulum Wirausaha Santri ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Ar Risalah Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman. Hadir dalam …

H Buchori AZ Terpilih Ketua APJI Bantul

Jogj44dmin

15 May 2014

BANTUL (KRjogja.com) – Setelah melalui proses cukup banyak, akhirnya H Buchori AZ terpilih sebagai Ketua DPC Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Idonesia (APJI) Bantul periode 2014-2019 dalam muscab di Omah Kampung Jalan Bantul Km 9,2 Bantul. Buchori sendiri terpilih secara aklamasi dan dalam pemilihan mendapat 24 suara dari calon lain yang hanya mendapat 18 suara dari …

APJI Jadikan Bantul Pusat Kuliner Yogyakarta

Jogj44dmin

14 May 2014

BANTUL (KRjogja.com) – Banyaknya pusat kuliner terkenal di Kabupaten Bantul, membuat Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Idonesia (APJI) Bantul bertekad menjadi wilayah ini sebagai pusat kuliner di DIY. Hal ini tentu akan membawa angin segar bagi para pegusaha kuliner di Bantul untuk berkembang dan meningkatkan produktivitasnya. “Selama ini Bantul banyak potensi menggiurkan yang dapat menjadi ilkon …

Seminar Entrepreneur

Jogj44dmin

10 May 2014

8 Mei 2011 | Pendopo Masjid Al Izza Krapakan Trimurti Srandakan Bntul Yogyakarta

Jogja Fashion Week 2013

Jogj44dmin

06 Jun 2013

                                    Tempat : JEC (Jogja Expo Center) Tanggal : 3-7 Juli 2013 Tema yang diangkat kali ini dalam Jogja Fashion Week adalah “Simfoni Khatulistiwa” diharap mampu mengangkat kekayaan alam Indonesia, keragaman budaya nusantara sebagai penyangga kekuatan serta perekat …