Agenda Jogja, 18 Oktober 2011 menjadi saksi atas kemeriahan pernikahan putri bungsu Sultan. Masyarakat luas ikut terlibat dalam kemeriahan prosesi pernikahan yang dimulai sejak empat hari yang lalu.Iring-iringan kirab menjadi pusat perhatian, banyak masyarakat menunggu di titik-titik strategis yang akan dilalui oleh sang pengantin dan rombongan.
Jalur yang dilalui Kereta Jong Wiyat adalah Gedong Srikaton-Rotowijayan-Masjid Gedhe Kauman-Kantor Pos Besar-Pasar Beringharjo-Toko Terang Bulan dan terakhir Bangsal Kepatihan.
Bergodo prajurit dengan pakaian merah mengawal jalannya sang pengantin, sang pengantin pun menjawab antusiasme masyarakat dengan senyum manis dan lambaian tangan. GKR Bendoro dan KPH Yudanegara terlihat sangat serasi, mereka malambaikan tangan kepada masyarakat Jogja yang dengan setia menunggu kirab iringan pengantin sejak siang hari. Bangsal Kepatihan menjadi tempat resepsi yang sakral, penuh dengan suasana keraton Jogjakarta.
Pernikahan yang dihadiri sekitar 3000 tamu undangan ini dimulai pada pukul 19.00 WIB. Kendaraan tamu undangan diparkirkan di Alun-Alun Utara kemudian diantar jemput dengan kendaraan shuttle yang sudah disediakan panitia. Tradisi yang dipertahankan dalam prosesi upacara pernikahan ini menjadi bukti kuat bahwa Keraton Jogjakarta menjadi pusat dan inti bagi seluruh masyarakat Jogja. Setiap kegiatan, sekecil apapun menjadi pusat perhatian bagi masyarakat Jogja.